Sabtu, 10 Maret 2012

Kucing dan Sisa Makanannya

Rasulullah SAW menekankan pada beberapa hadis bahwa kucing tidak najis. Rasulullah Saw menyebutnya sebagai binatang yang berkelilimg di sekitar rumah.

Dalam bahasa Arab kucing dinakaman qith, dhayyun, hirr, bas ( dialek penduduk Syam), masy (dialek penduduk magribi), qathawah (dialek semenanjung Arab). kebiasaan kucing yang dikenal adalah
membersihkan dirinya. menurut seorang pastur, kucing adalah binatang yang bersih karena kegiatan hariannya adalah membersihkan diri.
Untuk kita ketahui bahwa pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri dan kulit yang melindungi berbagai macam otot yang dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.

permukaan lidahnya tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing berbentuk gergaji. benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. 
Kucing dilengkapi dengan alat pembersih yang paling canggih, yaitu lidah dengan permukaan yang kasar yang bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
tidak aneh jika kucing suka meminum susu. caranya menggunakan lidah dalam menjilat susu yang sangat sulit untuk digambarkan.
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di rumah sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
kucing tidak menyukai air. Ini karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih lagi pada air yang tergenang. kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya.

Sisa Makanan Kucing
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadis Kabsyah binti Ka'b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya. Lalu, ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata , "Perhatikanlah." Abu Qatadah berkata, "Apakah kamu heran?" Ia menjawab, "Ya." Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi Saw pernah bersabda, "Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (kucing rumahan)," (HR Al-Tirmidzi, Al-Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih Al Tammar dari ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semnagkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, ternyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut, lalu ia membersihkan bagian yang disentuh kucing, lalu Aisyah memakannya, Rasulullah Saw bersabda, "ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling." Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilattan kucing, (HR Albaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Dari hadis-hadis tersebut jelaslah bahwa Nabi Saw menunjukan kepada kita tentang sucinya kucing.

"Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)," (QS Al-Najm [53]: 3-4).


Sumber: Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadis 5 (kemukjizatan penciptaan hewan) oleh Prof. Dr. Hisham Thalbah dkk. PT. Sapta Sentosa

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger